Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Sepi

Lembar kaca kusayat mesra lalu menganga Kecil hati dalam hamparan kertas Kutanya pintu yang yangmembekku Masihkah kau terjaga? Bukan api kau panas Bukan darah kau merah Hanya kau bertuliskan cinta tanpa puas Rindu hangatnya peluk sang bulan Ku ketuk pintu lembaran badan Langkah masuk rasa kembali Taman terkunci dibuka sangat pelan Tinggalah aku sunyi sendiri Kulihat sudut singgung-menyinggung Aku berdiri haram disapa Sudut ruang Kosong tanpa arti Siapakah aku tanpa pelukmu? Adalah cinta bersenandung rindu yang tak Menghasilkan apa-apa Selain kosong dan sepi.

Sendiri

Kadang, ada hal-hal yang belum diselesaikan, namun terlanjur usai. Seperti ketika aku memilih mematahkan hati untuk kemudian kamu miliki. Tetapi….                      Kamu justru memilih pergi, meninggalkan semua mimpi. Entah aku yang terlalu berharap, atau bagimu, menyayangiku begitu berat? Rasanya aku ingin menyimpanmu untuk diriku sendiri. Tapi aku sadar, aku tidak pernah akan. Bagaimana bisa jikalah bertemu denganku saja, kamu suka mengarang lupa? Tidak!! Tidak pernah ada kita, sayang. Karena sesungguhnya, Semua yang kita lakukan hanya hiburanmu belaka. Sebuah pura-pura, yang terlanjur menyenangkan untuk kamu lewatkan begitu saja. Haruskan semua ini selesai, hal-hal yang bahkan belum pernah kita mulai? Namun…. Ditinggalkan olehmu adalah sesak. Dan.... Jatuh cinta kepadamu menjelma kesendirian.

Rindu

Rindu - Adalah hembusan sapa tanpa luka Rela menyapu ratusan kata Bertiup anggun dan tertutup - Adalah mimpi tanpa basa basi Merenggut nadi dipucuk duri Terpaut rasa diselip doa - Adalah kisah diantara sepi Menuduh salah bukan pasti Namun, - Rindu bukanlah air mengalir Dengan kelopak jarum terukir Diantara ujung tanpa satupun dusta - Lupankanlah! Lupakanlah! - Rindu hanya, aku dan kau saja Luput berdera Luput menyapa Siapa peduli Hanya kau dan aku Akan berpelukan kembali