Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Jika

Jika ada celah kata dalam dimensi semesta Maka hanya kau yang tahu untuk siapa Jika ada gumpalan rindu dalam rongga dada Maka hanya kau yang tahu untuk siapa Jika ada satu cinta dalam lubuk sukma Maka hanya kau yang tahu untuk siapa Jika ada tumpukan rindu dalam batu bata Maka hanya kau yang tahu untuk siapa Dan, J ika benar dunia mengakui keberadaan kita berdua Pun hanya kau yang tahu Hidup dan matiku untuk siapa.

Kamar Tidur

Jika kau belah dadaku Akan nampak semua yang ada di angan Ada gunung, lembah, dan rindu Ada ingatan jalan menuju rumah mu Ada buah masak ditepi ujung pintu kamarmu Tetapi, Ada juga kota k kusam Dengan cinta yang mengeram Dan pucuk bungan terbakar hitam Ada pula peluh kesah Tempat hati terasa basah Yang lari dengan penuh desah Kamarmu... Saksi sebelum sempat bersuara Kalau kerinduan tak terangkum dalam dada Bagaimana kata seakan terbit dari tiada Tangan akan hampa meraih ke udara

KAU

Kau kah itu? Yang berdendang sendu Dengan seuntai senandung rindu Terinjak-injak derap langkah sang waktu Kau kah itu? Yang menimpakanku ber ton-ton jerami Dengan sejuta lembar musim semi Merebut tiap hempasan nafas Mengikat mesra persendian tulang Dengan merindukanmu.. Aku terhempas Lalu, kau... Yang mencintaiku Melengkapi semua asa Bermain di dalam rayuan senda Berdendang di ujung rima Takkan hilang meski disapa mesra

Sepi

Lembar kaca kusayat mesra lalu menganga Kecil hati dalam hamparan kertas Kutanya pintu yang yangmembekku Masihkah kau terjaga? Bukan api kau panas Bukan darah kau merah Hanya kau bertuliskan cinta tanpa puas Rindu hangatnya peluk sang bulan Ku ketuk pintu lembaran badan Langkah masuk rasa kembali Taman terkunci dibuka sangat pelan Tinggalah aku sunyi sendiri Kulihat sudut singgung-menyinggung Aku berdiri haram disapa Sudut ruang Kosong tanpa arti Siapakah aku tanpa pelukmu? Adalah cinta bersenandung rindu yang tak Menghasilkan apa-apa Selain kosong dan sepi.

Sendiri

Kadang, ada hal-hal yang belum diselesaikan, namun terlanjur usai. Seperti ketika aku memilih mematahkan hati untuk kemudian kamu miliki. Tetapi….                      Kamu justru memilih pergi, meninggalkan semua mimpi. Entah aku yang terlalu berharap, atau bagimu, menyayangiku begitu berat? Rasanya aku ingin menyimpanmu untuk diriku sendiri. Tapi aku sadar, aku tidak pernah akan. Bagaimana bisa jikalah bertemu denganku saja, kamu suka mengarang lupa? Tidak!! Tidak pernah ada kita, sayang. Karena sesungguhnya, Semua yang kita lakukan hanya hiburanmu belaka. Sebuah pura-pura, yang terlanjur menyenangkan untuk kamu lewatkan begitu saja. Haruskan semua ini selesai, hal-hal yang bahkan belum pernah kita mulai? Namun…. Ditinggalkan olehmu adalah sesak. Dan.... Jatuh cinta kepadamu menjelma kesendirian.

Rindu

Rindu - Adalah hembusan sapa tanpa luka Rela menyapu ratusan kata Bertiup anggun dan tertutup - Adalah mimpi tanpa basa basi Merenggut nadi dipucuk duri Terpaut rasa diselip doa - Adalah kisah diantara sepi Menuduh salah bukan pasti Namun, - Rindu bukanlah air mengalir Dengan kelopak jarum terukir Diantara ujung tanpa satupun dusta - Lupankanlah! Lupakanlah! - Rindu hanya, aku dan kau saja Luput berdera Luput menyapa Siapa peduli Hanya kau dan aku Akan berpelukan kembali